Jumat, 27 Maret 2009

Studi Perbandingan Keefektifan Jalan Nafas Pasca Anestesi Umum Inhalasi Pada Pasien Perokok Dan Tidak Perokok

Keefektifan jalan napas pasca anestesi, khususnya anestesi umum inhalasi sangat dipengaruhi oleh keadaan sistem kesehatan paru. Beberapa kelainan sistem pernapasan seperti obstruksi jalan napas, atau keadaan yang dapat mengakibatkan obstruksi jalan napas, infeksi jalan napas, serta gangguan gangguan lain yang dapat menghambat pertukaran gas, empisema dan bronchitis kronis. Hal ini perlu diantisipasi dan di tangani dengan baik agar tidak terjadi kegawatan napas. Salah satu faktor yang diyakini berpengaruh terhadap keadaan kelainan sistem pernapasan seperti bronchitis kronis dan empisema paru adalah faktor rokok. Menurut WHO Expert Committee On Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis kronis dan empisema paru. Selain itu juga terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan volume ekspirasi paksa pada detik pertama.
Dilihat dari besarnya angka perokok di Indonesia, tentu hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji dan dipelajari. Bahan kimia dari rokok yang diisap sebagian besar mempengaruhi kesehatan, khususnya kesehatan paru. Asap rokok mainstream terdiri dari 4000 jenis bahan kimia (Roberts, 1988) yang terbagi menjadi fase partikulat dan fase gas. Pada fase partikulat zat yang yang dihasilkan adalah nikotine, nitrosamine, nitrosonornikotin, polisiklik hidrokarbon, logam berat dan karsinogenik amine. Sedangkan pada fase gas adalah karbonmonoksid, karbondioksid, benzene, amonia, formaldehid, hidrosianida dan lain - lain.
Bahan - bahan kimia dari rokok selain bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyakit jantung koroner juga menimbulkan berbagai penyakit paru. Secara patologis fase gas rokok berhubungan dengan hiperpelasia kelenjar mukus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernapasan, menyebabkan bronchitis akut sampai kronik dan empisema. Kedua penyakit ini akan menjadi fokos pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini, sebab 85 % dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok (Sitoepu, 2000). Memberikan anesthesi, khususnya anesthesi umum inhalasi pada perokok mempunyai resiko yang cukup besar berkaitan dengan keefetifan jalan napas sehubungan produksi mukus yang berlebihan, batuk, spasme bronchus dan sesak akibat dari radang pada saluran napas

Kode File : k049
File proposal skripsi ini meliputi :
a. Halaman depan (abstrak, kata pengantar, daftar isi, dll)
b. Bab I – III (pendahuluan – metpen) lengkap
c. Daftar Pustaka

Donasi: Rp. 25.000,-

2 komentar:

  1. jenis obat anestesi inhalasi apa yang anda pakai sebagai sampel apakah turunan eter atau jenis obat inhalasi lain

    BalasHapus
  2. yang jelas sedian obat anestesi yang ada di tempat kami mengadakan penelitian adalah Isoflurane

    BalasHapus

Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)