Rabu, 26 Oktober 2011

Hubungan status fisik pra general anestesi dengan waktu pulih pasien di ruang pulih sadar instalasi bedah RSUD XX

Evaluasi pra anestesi dan reanimasi adalah langkah awal dari rangkaian tindakan anestesi yang dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk menjalani tindakan operatif. Adapun tujuan dari evaluasi pra anestesi adalah untuk mengetahui status fisik pasien pra operatif, mengetahui dan menganalisis jenis operasi, memilih jenis atau teknik anestesi yang sesuai, meramalkan penyulit yang mungkin akan terjadi selama operasi dan atau pasca bedah, mempersiapkan obat dan alat guna menanggulangi penyulit yang diprediksikan.  Evaluasi pra anestesi menentukan dalam kelancaran tindakan anestesi, dan masa pemulihan pasien pasca bedah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status fisik pra general anestesi dengan  waktu pulih pasien.

Metode Penelitian : Observasional analitik dengan pendekatan  survey cross sectional. Tempat penelitian di Instalasi Bedah RSUD XX dengan sample penelitian sebanyak 40 orang terbagi atas ASA I dan ASA II, dengan instrumen penilaian pasca bedah Aldrette skor.

Hasil penelitian : Pasien dengan waktu pulih sadar pasca general anestesi lebih dari 30  menit adalah pasien dengan status fisik pra general anestesi ASA II  yaitu 6 orang (15%) dari total sampel sedangkan pasien yang pulih dalam waktu kurang atau sama dengan 30 menit  sebanyak 34 orang (85%) dari total sampel. Dari uji statistik dengan program Chi square komputer didapatkan nilai value 0.387 dan df 1, dengan probabilitas asymp. Sig. (2-sided) : 0,008 yang berarti terdapat hubungan antara status fisik pra general anestesi dengan waktu pulih pasien. Kesimpulan : Ada hubungan status fisik pra general anestesi dengan waktu pulih pasien diruang pulih sadar.

 

 

 

 

Kode file : K323

File skripsi ini meliputi :

-          Abstraks, Daftar isi dll

-          Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)

-          Daftar pustaka

-          Lampiran2 (kuesioner, dll)

 

Bentuk file : Ms.Word

Charge : Rp. 150.000,-


Minggu, 16 Oktober 2011

JUDUL SKRIPSI KESEHATAN MASYARAKAT


K301     Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja tentang Aborsi di SMA XX

K304     Pengaruh Penyuluhan Memandikan Bayi Terhadap Cara Ibu Dalam Memandikan Bayinya Di Desa XX

K305     Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Kontrasepsi Alamiah Kalender Di BPS XX

K306     Identifikasi Determinan Faktor Ibu Yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Bersalin XX

K307     Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang SADARI dalam Upaya Deteksi Dini Tumor Payudara di Desa XX

K308     Gambaran Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di Wilayah Polindes XX

K309     Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Bersalin Ke Dukun Bayi Di Dusun XX

K310     Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Bidan terhadap Program Jaminan Persalinan di wilayah kerja Puskesmas XX

K311     Gambaran faktor pekerjaan, penghasilan, usia, pendidikan dan pengetahuan tentang metode IUD pada Akseptor Non IUD yang mempengaruhi rendahnya cakupan KB IUD di Desa XX

K312     Gambaran Pertumbuhan Balita Berdasarkan Keaktifan Ibu Ke Posyandu di Desa XX

K313     Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Dengan Cakupan Kunjungan Balita Di Posyandu Desa XX

K316     Hubungan Tingkat Pengetahuan Klien Tentang Penyakit Katarak Dengan Perilaku Mencari Pertolongan Pengobatan Di Poli Mata RS XX

K317     Hubungan antara Personal Hygiene dengan Penyakit Kulit di SDN XX

K318     Pengaruh Tingkat Kejenuhan Kejenuhan Kerja Shift Malam Terhadap Ambang Stres Perawat di Ruang ICU Rumah Sakit

R004     Status Gizi dalam Hubungannya dengan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten XX

K322     Hubungan Peran Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida trimester III dalam Menghadapi Persalinan di UPTD Puskesmas XX

E010      Hubungan Antara Kelentukan Otot Punggung, Kekuatan Otot Perut Dan Persepsi Kinestetik Dengan Kemampuan Menyundul Bola Ke Gawang Dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Putra Kelas VII SMPN XX

J010      Hubungan Antara Perilaku Diet, Aktivitas Dan Spiritual Ibu Dengan Nilai Tekanan Darah di Puskesmas XX

J011      Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit TBC di Kecamatan XX

Hubungan Peran Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida trimester III dalam Menghadapi Persalinan di UPTD Puskesmas XX

Kecemasan merupakan respon individu tehadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dan dialami oleh semua makluk hidup dalam kehidupan
sehari-hari. Kecemasan sering dialami oleh ibu hamil. Kecemasan pada
saat kehamilan yang pertama dapat muncul karena masa panjang saat
menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang
hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang
dibayangkannya belum tentu terjadi. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dari hasil wawancara yang
telah dilakukan di UPTD Puskesmas XX pada tanggal 30 dan 31 Maret 2011
didapat hasil, dari 11 orang ibu primigravida yang melakukan
pemeriksaan kehamilan 9 orang mengatakan takut dan cemas dengan
kelahiran anak pertamanya. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan,
maka penulis akan melakukan penelitian mengenai hubungan peran suami
dengan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III dalam
menghadapi persalinan yang ada di UPTD Puskesmas XX. Tujuan penelitian
ini adalah: untuk mengetahui hubungan peran suami dengan tingkat
kecemasan pada ibu primigravida trimester III dalam menghadapi
persalinan di UPTD Puskesmas XX.
Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil primigravida trimester III yang memeriksakan
kehamilan di UPTD Puskesmas XX. Sampel yang diambil 30 ibu
primigravida trimester III yang memenuhi kriteria yang ditentukan,
yaitu: 1). ibu primigravida trimester III yang telah memasuki minggu
ke-36 dan memeriksakan kehamilan di UPTD Puskesmas XX, 2). bersedia
menjadi responden dengan menandatangani inform consent. Data
dianalisis dengan uji spearman untuk menetahui hubungan peran suami
dengan tingkat kecemasan ibu primigravida.
Hasil penelitian ini diperoleh sebagian besar suami berperan selama
kehamilan. Tingkat kecemasan yang dialami ibu primigravida trimester
III dalam menghadapi persalinan mayoritas berada pada tahap cemas
ringan. Berdasarkan uji Spearman diketahui nilai koefisien korelasi
(r) sebesar -0,767 dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai p yang
lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan
antara peran suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester
III dalam menghadapi persalinan. Nilai r yang negatif artinya semakin
baik peran suami semakin rendah pula tingkat kecemasan.


Kode file : K322
File skripsi ini meliputi :
- Abstraks, Daftar isi dll
- Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)
- Daftar pustaka
- Lampiran2 (kuesioner, dll)

Bentuk file : Ms.Word
Charge : Rp. 100.000,-

Jumat, 14 Oktober 2011

Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit TBC di Kecamatan XX

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan
suatu ketergantungan seperti ketergantungan pada obat tertentu. Jumlah
perokok di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, dan saat ini WHO
memperkirakan terdapat sekitar 1,1 miliar perokok di dunia.
Peningkatan jumlah perokok ini selalu diikuti oleh peningkatan jumlah
penderita TBC. Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya di
Indonesia dan saat ini mencapai angka 538.000 kasus baru. Merokok
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya TBC, namun jika faktor
merokok ini dapat dikurangi atau bahkan dihentikan maka tentu jumlah
penderita TBC juga akan berkurang. Salah satu peran perawat di
komunitas adalah melalui upaya promotif dan preventif antara lain
berupa peningkatan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), salah satunya
adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berhenti dan tidak
merokok sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan merokok dengan
kejadian penyakit TBC di Kecamatan XX. Jenis penelitian ini adalah
survei analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh penderita TBC yang terdaftar di
Puskesmas XX pada saat penelitian yaitu sebesar 48 orang. Penentuan
sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 81
responden yang terdiri dari responden penderita TBC sebanyak 44
responden, dan kelompok kontrol yaitu responden yang tidak mendertia
TBC sebanyak 37 responden. Pengolahan data menggunakan Uji Chi Square
dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05).
Hasil uji statistik menunjukkan angka probabilitas (p) sebesar 0,032
(p < 0,05), sehingga ada hubungan antara merokok dengan kejadian
penyakit TBC di Kecamatan XX. Hal ini berarti merokok merupakan salah
satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit TBC. Hasil yang diperoleh
melalui Uji Lambda diperoleh nilai 0,189 yang berarti memiliki
hubungan yang sangat lemah dengan arah positif, dengan kata lain
perilaku merokok beresiko menimbulkan TBC sebesar 18,9%, sedangkan
81,1% lainnya adalah faktor resiko lainnya yaitu contact case dengan
penderita BTA (+), faktor sosial ekonomi, faktor lingkungan rumah, dan
faktor perilaku selain merokok. Arah yang positif menggambarkan
hubungan sinergis antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu
semakin berat seseorang memiliki kebiasaan merokok maka resiko untuk
menderita TBC semakin besar. Meskipun memiliki hubungan yang sangat
lemah, merokok merupakan faktor resiko yang paling sering terjadi pada
penderita TBC. Nilai hubungan 18,9% akan menjadi sangat besar bila
dibandingkan faktor resiko lainnya yang sangat luas yang tak lepas
dari aktifitas sehari-hari manusia.
Sesuai hasil analisis pada penelitian ini diperoleh nilai OR sebesar
2,836, maka dapat disimpulkan bahwa merokok dengan kategori perokok
berat dapat mempertinggi risiko penyakit TBC sebesar 2,836 kali lebih
besar dibandingkan mereka yang tidak merokok di Kecamatan XX. Jika
perilaku merokok dapat kita kurangi atau bahkan dihentikan, maka
jumlah penyakit TBC dan penyakit lain akibat merokok akan berkurang.
Dengan demikian, derajat kesehatan akan menjadi optimal sehingga
produktifitas masyarakat akan terus meningkat yang nanti juga akan
diikuti dengan taraf hidup yang lebih baik.


Kode file : J011
File skripsi ini meliputi :
- Abstraks, Daftar isi dll
- Bab 1 - 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)
- Daftar pustaka
- Lampiran2 (kuesioner, dll)

Bentuk file : Ms.Word
Charge : Rp. 100.000,-

Rabu, 12 Oktober 2011

Pengaruh Minyak Kayu Putih Terhadap Stimulasi Bising Usus Pada Pasien Post Operasi Menggunakan Lumbal Anestesi di RS XX

Bising usus adalah kontraksi tonik bersifat kontinu, berlangsung
bermenit-menit, atau berjam-jam, kadang-kadang meningkat atau menurun
intensitasnya tetap kontinu. Kontraksi ini dapat disebabkan oleh
serangkaian potensial aksi atau perangsangan nonelektronergik oleh
hormone. Kontraksi ritmik pada saluran pencernaan terjadi secepat 12
kali permenit atau selambat 3 kali permenit. Kontraksi ritmik
bertanggung jawab atas fungsi fasik saluran cerna, seperti pencampuran
makanan atau dorongan peristaltik makanan. Anestetika umum menimbulkan
pelemasan, relaksasi otot polos mengakibatkan seluruh organ yang
dikendalikan oleh otot polos mengalami penurunan. diperlukan suatu
tindakan mengembalikan bising usus dengan meningkatkan suhu tubuh
dengan pemberian minyak kayu putih.
Penelitian ini menggunakan metode Pra experimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi menggunakan lumbal
anestesi. Sampling yang digunakan adalah Porposive Sampling dengan
mengambil sebagian responden post operasi menggunakan lumbal anestesi.
Pengambilan data secara observasi, dan dianalisa dengan pendekatan
Static Group Comparison.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian minyak kayu putih pada
pasien post operasi menggunakan lumbal anestesi sebanyak 85,7% muncul
bising usus pada menit ke 10. Sedangkan pada pasien yang tidak
dioleskan minyak kayu putih sebanyak 14,3% muncul pada menit ke 10.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh minyak kayu putih terhadap
stimulasi bising usus karena panas yang ditimbulkan mampu menaikkan
metabolisme tubuh .
Melihat hasil penelitian ini maka ada pengaruh minyak kayu putih
terhadap stimulasi bising usus pada pasien post operasi menggunakan
lumbal anestesi di ruang bedah Rumah Sakit XX 85,7% responden muncul
bising usus dengan pemberian minyak kayu putih. Diharapkan keluarga
klien, perawat secara mandiri mampu mengoleskan minyak kayu putih
sebanyak 1 tutup botol, dioleskan pada daerah perut secara memutar.


Kode file : K321
File skripsi ini meliputi :
- Abstraks, Daftar isi dll
- Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)
- Daftar pustaka
- Lampiran2 (kuesioner, dll)

Bentuk file : Ms.Word, spss
Charge : Rp. 100.000,-

Rabu, 05 Oktober 2011

Pengaruh BINROH (Bimbingan Rohani) Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di RS XX

BINROH (Bimbingan Rohani) yang diadakan di Rumah Sakit XX mempunyai
pengaruh terhadap motivasi kesembuhan pasien rawat inap, karena BINROH
mempunyai tujuan untuk memotivasi pasien agar pasien mempunyai
semangat untuk sembuh dan dapat menjalankan ibadah sehari-hari.
Sehubungan dengan hal tersebut banyak persepsi yang berbeda-beda baik
dari pasien maupun keluarga pasien mengenai BINROH sehingga peneliti
mengambil judul "Pengaruh BINROH (Bimbingan Rohani) Terhadap Motivasi
Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit XX". Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BINROH terhadap
motivasi kesembuhan pasien rawat inap di RSI Siti Aisyah Madiun.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
validitas dan uji reliabilitas dari 22 item pertanyaan dan semuanya
valid/ sahih serta reliabel/ andal, disamping itu peneliti juga
menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, uji f, uji R².
Adapun hasil dari analisis regresi linier berganda berdasarkan hasil
perhitungan SPSS 11.0 adalah a = 7,838 ; b1 = 0,405 ; b2= 0,446 ; b3 =
0,714, sedangkan hasil dari ketiga prediktor variable X menurut uji t
ketiganya mempunyai pengaruh terhadap motivasi kesembuhan pasien
karena t hitung > t tabel, berdasarkan uji f hasilnya signifikansi < α
yaitu 0,000 < 0,1 artinya Ha diterima sehingga secara serempak X1, X2,
dan X3 berpengaruh terhadap Y. Hasil dari R² sebesar 0,490 dan R 0,700
artinya X1,X2, dan X3
mempunyai pengaruh yang sedang terhadap Y, sedangkan pada uji R nilai
X1, X2, dan X3 mempunyai hubungan yang kuat terhadap Y.
Peningkatan motivasi kesembuhan pasien rawat inap dipengaruhi oleh
BINROH, hal ini ditunjukkan dengan persamaan regresi linier berganda
yaitu, Y = 7,838 + 0,405X1+0,446X2+0,714X3, jika ketiga prediktor
variabel BINROH tersebut yang diterima semakin baik/ meningkat maka
motivasi kesembuhan pasien rawat inap juga akan mengalami peningkatan,
begitu juga sebaliknya jika ketiga prektor variabel BINROH yang
diterima tidak baik maka motivasi kesembuhan pasien rawat inap akan
mengalami penurunan.


Kode file : K320
File skripsi ini meliputi :
- Abstraks, Daftar isi dll
- Bab 1 - 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)
- Daftar pustaka

Bentuk file : Ms.Word
Charge : Rp. 30.000,-

Pengaruh Terapi Massage Plexus Sacralis terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Pasien Postpartum Normal di Ruang Nifas RS XX

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslaw salah satunya adalah
kebutuhan rasa nyaman. Kenyamanan sering terganggu akibat adanya
nyeri, salah satunya adalah nyeri postpartum (nyeri setelah ibu
melahirkan). Nyeri postpartum ini bisa terjadi pada ibu primipara
maupun multipara. Di Ruang Nifas Rumah Sakit XX, manajemen nyeri
postpartum yang digunakan selama ini berupa pemberian asam mefenamat
yang merupakan metode farmakologis, sedangkan metode nonfarmakologis
masih belum pernah diteliti dan dilakukan sebagai tindakan keperawatan
salah satunya adalah massage. Tindakan terapi massage dalam meredakan
nyeri postpartum ini berada pada daerah pinggang dan di fokuskan pada
area sacralis untuk merangsang saraf parasimpatis guna memperlancar
peredaran darah di uterus dan menurunkan kontraksi. Dari beberapa hal
tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan serangkaian
penelitian tentang terapi modalitas fisik berupa terapi
nonfarmakologis (massage plexus sacralis) pada pasien postpartum
normal di Ruang Nifas RS XX.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh terapi
massage plexus sacralis terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien
postpartum normal di Ruang Nifas RS. Adapun desain penelitiannya yaitu
dengan menggunakan desain wawancara dan observasi validasi data
sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Populasi penelitian ini
adalah seluruh pasien postpartum normal di Ruang Nifas RS, dan
sampelnya sesuai dengan kriteria peneliti. Sedangkan teknik
samplingnya adalah nonprobability sampling dengan insidental sampling.
Pada penelitian ini didapatkan 34 responden Ibu postpartum normal.
Dari penelitian didapatkan hasil terdapat pengaruh tingkat nyeri
pasien postpartum sebelum dan sesudah diberikan terapi massage plexus
sacralis di Ruang Nifas RS, hal ini ditunjukkan pada hasil uji
Wilcoxon dengan nilai p=0,0001 (p<0,05). Untuk tingkat kemaknaannya,
dengan nilai p sebesar 0,0001<0,001 (kemaknaan), maka dapat dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang amat sangat bermakna. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa terapi massage plexus sacralis dapat menurunkan
nyeri postpartum normal dari nyeri sedang dan ringan.
Saran peneliti bahwa, (1) perlu penambahan tenaga perawat di Ruang
Nifas RS untuk pelaksanaan intervensi keperawatan berupa massage
plexus sacralis; (2) perlu adanya penelitian lanjutan tentang
manajemen nyeri postpartum dengan variabel yang berbeda.


Kode file : K319
File skripsi ini meliputi :
- Abstraks, Daftar isi dll
- Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)
- Daftar pustaka
- Lampiran2 (kuesioner, tabulasi data, dll)

Bentuk file : Ms.Word, spss
Charge : Rp. 120.000,-

Selasa, 04 Oktober 2011

Status Gizi dalam Hubungannya dengan Kemampuan Melakukan Activity Daily Living pada Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten XX

Terdapat beberapa macam klasifikasi lanjut usia, diantaranya adalah menurut Undang-Undang nomor 13/th/1998 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Sedangkan menurut WHO, lanjut usia adalah seseorang yang berusia antara 60 sampai 74 tahun. Lansia secara alamiah mengalami penurunan dan kemunduran fisik, tetapi tidak menutup kemungkinan kepada lansia untuk melakukan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri, tetapi di lain pihak kemunduran fisik juga dapat menyebabkan lansia merasa tidak berguna dan berdaya. Perubahan kondisi fisiologis berupa penurunan fungsi organ pada lansia seharusnya mendapatkan perhatian dari seluruh kalangan. Salah satu bentuk kepedulian terhadap lansia adalah dengan memperhatikan status gizinya. Status gizi dan kemampuan melakukan aktivitas (Activity Daily Living) pada lansia kemungkinan terdapat hubungan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan di UPT Pelayanan Sosial Lansia Kabupaten XX yang menunjukkan bahwa terdapat lansia yang mengalami ketergantungan dalam melakukan aktivitasnya dan lansia tersebut mempunyai status gizi yang buruk. Adanya fakta tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang gambaran status gizi dan kemampuan melakukan aktivitas (Activity Daily Living) pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia Kabupaten XX kemudian mencari hubungan antara keduanya.

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara status gizi dengan Activity Daily Living (ADL) lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia Kabupaten XX. Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia yaitu 118 orang.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 55 orang. Teknik pengumpulan datanya menggunakan pengukuran IMT untuk mengukur status gizi dan indeks Katzs untuk mengukur tingkat ADL.

Perhitungan uji statistik dengan Korelasi Spearman didapatkan nilai            p = 0,001 (p<α) yang berarti Ho ditolak. Selain itu didapatkan nilai koefisien korelasinya yaitu 0,447, dan arah korelasi yang positif. Kesimpulan uji statistik adalah terdapat hubungan antara status gizi dengan Activity Daily Living (ADL) pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia Kabupaten XX, dengan kekuatan korelasi sedang dan arah korelasi yang positif karena semakin baik status gizi  maka semakin baik juga kemampuan lansia untuk melakukan aktivitasnya (ADL).

 

 

 

 

Kode file : R004

File skripsi ini meliputi :

-          Abstraks, Daftar isi dll

-          Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)

-          Daftar pustaka

-          Lampiran2 (kuesioner, tabulasi data, dll)

 

Bentuk file : Ms.Word

Charge : Rp. 120.000,-


Pengaruh Tingkat Kejenuhan Kejenuhan Kerja Shift Malam Terhadap Ambang Stres Perawat di Ruang ICU Rumah Sakit

            Kejenuhan kerja atau  job burnout  merupakan suatu keadaan penderitaan psikologis yang mungkin dialami oleh seorang pekerja yang berpengalaman setelah bekerja untuk suatu periode waktu tertentu. Sindrom ini terdiri dari 3 gejala yaitu depersonalisasi, keletihan emosional dan penurunan prestasi pribadi. Sindrom kejenuhan tersebut dapat terjadi karena beberapa penyebab antara lain beban kerja, dukungan sosial dan konflik peran. Sindrom kejenuhan ini akan menjadi suatu stressor pada perawat yang bekerja shift malam di ruang ICU sehingga dapat memberikan dampak terhadap ambang stres mereka. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat kejenuhan kerja shift malam terhadap ambang stres perawat di ruang ICU rumah sakit perkebunan di Kabupaten Jember, sedangkan tujuan khusunya adalah mengetahui seberapa besar nilai  tingkat kejenuhan kerja shift malam dan mengetahui seberapa besar ambang stres yang dimiliki oleh perawat di ruang ICU.

            Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja shift malam di ruang ICU rumah sakit XX dengan total 37 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan mengggunakan sampel jenuh. Variabel bebasnya adalah pengaruh tingkat kejenuhan kerja shift malam, sedangkan variabel terikatnya adalah ambang stres perawat di ruang ICU. Analisis yang digunakan dengan menggunakan korelasi Spearman.

Hasil penelitian ini diperoleh kejenuhan yang terjadi pada semua perawat diruang ICU saat kerja shift malam masih termasuk dalam tingkatan rendah, hal ini bisa terjadi karena perawat tersebut memiliki beban kerja yang tinggi namun memiliki dukungan sosial yang tinggi dari keluarga, rekan kerja dan pimpinan serta konflik peran yang rendah. Ambang stres yang dimiliki oleh perawat di ruang ICU pada saat kerja shift malam masih dalam tahap bisa mengatasi dari stresor yang ada karena makna pekerjaan dari responden yang menganggap bahwa pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang membutuhan keikhlasan dan dukungan sosial dari keluarga maupun teman sejawat. Nilai kolerasi dari tingkat kejenuhan dan ambang stres dalam tingkatan kuat yaitu -0,530 meskipun dengan arah yang berlawanan, tetapi nilai P value 0,002 yang menunjukan nilai lebih kecil daripada alpha 0,05 sehingga H0 ditolak atau ada pengaruh antara tingkat kejenuhan teradap ambang stres perawat di ruang ICU rumah sakit XX. Manajemen rumah sakit diharapkan mampi mengatur rotasi kerja lebih baik untuk menurunkan stressor dan pemberian dukungan sosial lebih ditingkatkan lagi.

 

 

 

 

Kode file : K318

File skripsi ini meliputi :

-          Abstraks, Daftar isi dll

-          Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)

-          Daftar pustaka

-          Lampiran2 (kuesioner, tabulasi data, dll)

 

Bentuk file : Ms.Word

Charge : Rp. 120.000,-


Senin, 03 Oktober 2011

Hubungan antara Personal Hygiene dengan Penyakit Kulit di SDN XX

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai penyakit. Suatu penyakit timbul akibat dari berinteraksinya berbagai faktor, faktor-faktor tersebut antara lain agen atau penyebab penyakit, manusia sebagai host (induk semang) dan lingkungan. Manusia dapat mencegah terjadinya penyakit kulit dengan menerapkan personal hygiene. Pelaksanaan personal hygiene dipengaruhi beberapa faktor diantaranya citra tubuh, praktik sosial, status sosialekonomi, pengetahuan, budaya, pilihan pribadi, dan kondisi fisik. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan  personal hygiene dengan penyakit kulit di XX sedangkan  tujuan khususnya adalah mengetahui personal hygiene siswa,  mengetahui kejadian  penyakit kulit di SDN XX dan menganalisa hubungan antara personal hygiene dengan penyakit kulit di SDN XX.

Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SDN XX  sebanyak 248 siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan meggunakan purposive sampling. Sesuai dengan kriteria inklusi, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 95 siswa. Variabel bebasnya adalah personal hygiene, sedangkan variabel terikatnya adalah penyakit kulit. Analisis yang digunakan dengan menggunakan uji Korelasi Lambda.

Perhitungan uji statistik dengan Korelasi Lambda didapatkan nilai p<α  (0,002<0,05) yang berarti Ho ditolak dan disimpulkan ada hubungan  antara personal hygiene dengan penyakit kulit di SDN XX.

 

 

 

 

Kode file : K317

File skripsi ini meliputi :

-          Abstraks, Daftar isi dll

-          Bab 1 – 5 lengkap (pendahuluan s/d penutup)

-          Daftar pustaka

-          Lampiran2 (kuesioner, tabulasi data, dll)

 

Bentuk file : Ms.Word

Charge : Rp. 120.000,-