Mulut adalah gerbang utama masuknya segala macam penyakit. Keadaan rongga mulut yang tidak sehat dapat menyebabkan kelainan pada organ lain. Penyakit-penyakit yang timbul akibat gigi dan mulut yang rusak disebut focal infection dental origin atau focal infection (FI). Infeksi masuk lewat gigi dan mulut dan kemudian menjalar ke organ-organ lain (Hartono, 2004). Sejak dahulu hingga kini banyak keluhan yang dapat timbul di rongga mulut. Salah satunya keluhan mulut kering atau xerostomia. Keadaan ini umumnya berhubungan dengan berkurangnya aliran pada kelenjar saliva, namun adakalanya jumlah atau aliran saliva normal tetapi seseorang tetap mengeluh mulutnya kering. Keluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis, sementara atau permanen. Dalam bentuk apa keluhan mulut kering timbul tergantung dari penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, Sjogren sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek samping obat-obatan, stress dan juga usia (Hasibuan, 2002). Menurut Wiriawan (1998) kelenjar saliva terdiri atas tiga pasang kelenjar saliva mayor (parotis, submandibularis, dan sublingualis) dan beberapa kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh mukosa mulut. Kelainan dapat terlokalisir pada sebuah kelenjar atau mengenai semua kelenjar. Penyakit yang menyerang kelenjar saliva dapat berakibat pada berkurangnya saliva, yang akan menimbulkan berbagai gejala dalam mulut seperti terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri sialanenitis bakterial.
Sebagaimana diketahui bahwa ludah adalah cairan kental yang diproduksi oleh kelenjar ludah. Kelenjar-kelenjar ludah tersebut terletak di bawah lidah, daerah otot pipi dan di daerah dekat langit-langit. Selain itu 99,5% air ludah terdiri dari air. Sisanya bermacam-macam, ada zat-zat seperti kalsium (zat kapur), fosfor, natrium, magnesium dan lain-lain. Di samping itu juga terdapat mucin, enzima-enzima seperti enzima amylase (Machfoedz dan Zein, 2005). Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva (Hasibuan, 2002). Amerongan (2001) menyebutkan bahwa mulut kering disebabkan karena pernafasan melalui mulut yang terus menerus, tetapi juga oleh gangguan fungsi kelenjar ludah mayor. Perasaan mulut kering terjadi bila kecepatan resorpsi air oleh mukosa mulut bersama-sama dengan penguapan air mukosa mulut lebih besar daripada kecepatan sekresi ludah. Normal diproduksi 500-600 ml ludah tiap hari. Bila sekresi ludah besarnya 20-90 ml/hari maka ini disebut hiposialia. Pada sekresi ludah kurang dari 0,06 ml/menit(=3 ml/jam) akan timbul keluhan mulut kering. Bila produksi kurang dari 20 ml/hari dan berlangsung dalam waktu lama, maka keadaan ini disebut xerostomia. Dari sekitar 5% jumlah penderita xerostomia, sebagian besar mulut kering disebabkan karena adanya sindroma Sjögren (L.F.E. Michels) atau kekeringan yang terjadi pada mukosa mulut. Juga penderita dengan tumor leher merupakan sekitar 5% dari penderita xerostomia. Sedangkan menurut Wiwiek (2008) xerostomia terjadi pada sekitar 70-97% penderita terutama stadium lanjut.
Kode File : J006
File skripsi ini meliputi :
a. Halaman depan
b. Bab I – IV (pendahuluan – penutup) lengkap
c. Daftar Pustaka
d. Lampiran2
Harga : Rp. 30.000,-
harganya murahin dikit donk.....
BalasHapusbagaimana cara saya untuk memesannya?
BalasHapus