Selasa, 28 April 2009

Hubungan Pengetahuan Tentang Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Sikap Ibu Hamil Terhadap Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Desa XX

Kehamilan merupakan saat yang menyenangkan dan dinati-nantikan oleh setiap keluarga, tetapi juga dapat menjadi saat kegelisaah dan keprihatinan sebagai resiko dari kehamilan dan atau proses persalinan yang akan dihadapi. Kematian seorang ibu dalam proses persalinan atau akibat lain yang berhubungan dengan kehamilan merupakan suatu pengalaman yang menyedihkan bagi keluarga dan anak yang ditinggalkannya.

Potensi resiko pada suatu kehamilan dan persalinan selalu bisa terjadi, baik rendah maupun tinggi untuk terjadinya komplikasi obstetri, yang dapat menyebabkan kematian / kesakitan / kecacatan / ketidakpuasan atau ketidaknyamanan. Kondisi nyata di Indonesia menunjukkan Angka Kematian Ibu / AKI masih sangat tinggi, yaitu 373/100.000 KH, dengan jumlah kasus perdarahan 45,5%, eklampsia 12,9%, aborsi 11,1%, sepsis post partum 9,6%, partus lama 6,5%, anemia 1,6% dan penyebab tidak langsung 14,1%.
Salah satu indikator proses yang penting dalam program safe motherhood (perlindungan terhadap ibu) adalah memperhatikan seberapa banyak persalinan yang dapat ditangani oleh tenaga kesehatan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia walaupun menunjukkan kenaikan yang signifikan, namun jangkauannya masih rendah dan akibat dari masih ada persalinan oleh tenaga non kesehatan maka merupakan penunjang tingginya angka kematian ibu.

Tidak tersedianya bidan di desa menyebabkan alternatif dukun beranak sebagai hanya satu-satunya pilihan. Namun tidak selamanya masalah kekurangan tenaga bidan menjadi penyebab masyarakat memilih pertolongan persalinan pada dukun beranak. Pelayanan dukun yang dirasa lebih baik membuat masyarakat desa cenderung meminta pertolongan pada dukun bayi. Pelayanan ekstra yang diberikan dukun tersebut antara lain secara rutin memandikan bayi, merawat, memijat bayi dan ibu nifas, mencuci pakaian, membuat jamu, serta memandu acara-acara ritual kelahiran bayi yang masih menjadi budaya kental yang berlaku di kalangan masyarakat desa.

Sebagai contoh di wilayah kerja Puskesmas Sumbermanjing Kulon semua desa telah memiliki bidan desa, termasuk di desa Sumberkerto. Masyarakat di wilayah desa ini telah mengetahui keberadaan bidan desa yang menempati polindes di pusat desa. Tetapi mereka cenderung memanfaatkan tenaga bidan hanya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan saja, sedangkan untuk pertolongan persalinannya banyak yang memilih melahirkan di dukun.
Pertolongan persalinan yang tidak aman dan sehat oleh tenaga yang tidak profesional dapat meningkatkan resiko komplikasi kehamilan dan persalinan berupa kematian ibu dan atau kematian bayi. Jika kondisi ini dibiarkan pada akhirnya akan menimbulkan korban akibat pertolongan yang salah. Hal ini dibuktikan dengan adanya kasus persalinan yang dilakukan oleh dukun pada Januari 2007, dimana terjadi partus lama yang menimbulkan kematian pada janin dan ibu. kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi seluruh elemen masyarakat, terutama ibu-ibu hamil agar mereka mengetahui, memahami, dan menyadari tentang metode persalinan aman dan sehat. Masyarakat terutama ibu-ibu seharusnya memiliki sikap berupa keyakinan terhadap pertolongan persalinan sehat yang ditangani oleh tenaga kesehatan/bidan, namun kenyataannya walaupun telah ada kasus kematian ibu bersalin karena pertolongan yang tidak benar, banyak ibu hamil yang masih saja tidak mau melahirkan di bidan. Bisa jadi hal ini terjadi karena kurangnya wawasan dan pengetahuan ibu tentang metode persalinan sehat dan aman yang seharusnya menjadi pilihan utama mereka.

Kode File : K179
File proposal skripsi ini meliputi :
a. Halaman depan
b. Bab I – III (pendahuluan – metpen) lengkap
c. Daftar Pustaka
d. Lampiran2

Harga : Rp. 20.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)