Masa depan generasi kita banyak yang dibebankan pada dunia pendidikan, sebab pada dasarnya pendidikan adalah tempat penempatan manusia untuk masa depannya. Pelaksanan pendidikan itu perlu dimulai dari pendidikan dalam keluarga. Keluarga sebagai persekutuan hidup dalam unit kecil, adalah merupakan lingkungan pendidikan utama yang banyak memberikan pengaruh mendalam terhadap kepribadian anak.
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW. Bersabda sebagai berikut:
عن أنس قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : كل مولود يولد علىالفطرة فايواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه (رواه البيهقي)
Artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci Islam, maka kedua orang tuanyalah yng akan menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi" (HR. Baihaqi) (Jalaluddin, 1986:235).
Pendidikan keluarga diharapkan mampu mendorong masyarakat ke arah suatu bentuk kehidupan yang lebih baik.
Dalam kondisi yang penuh dengan kesibukan pada suatu kehidupan serta ketenangan dan kedamaian hidup merupakan kebutuhan prinsip. Namun hal tersebut sulit terjadi manakala dalam kehidupan keluarga tidak berjalan serasi.
Dalam kondisi demikian, seseorang memerlukan agama sebagai pembimbingnya dan diperlukan pembinaan kehidupan beragama bagi generasi muda dan para siswa untuk meningkatkan rasa tanggung jawabnya dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia, perlu ditangani secara sungguh-sungguh, kontinyu dan tekun. Sedangkan pendidikan agama berfungsi untuk membentuk sikap mental, yang dilakukan dari tingkat kanak-kanak sampai perguruan tinggi sebagai pendidikan formal, yang merupakan bagian dari pendidikan seumur hidup. Oleh karena itu kontinyuitas dari pendidikan seumur hidup tersebut, maka pendidikan informal maupun pendidikan non formal perlu digarap secara efektif sehingga problem kenakalan siswa dapat teratasi. Demikian fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan formal maka secara berkelanjutan mempunyai pengaruh timabal balik antara sekolah dengan masyarakat dimana sekolah memiliki beberapa pengaruh yang dapat diserap masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Membawa virus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan berbekal, bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat. (Team Dosen IKIP Malang, 1980:80).
Dalam masyarakat juga terdapat pergeseran nilai-nilai kebudayaan dalam sistem nilai masyarakat kita, kegotongroyongan makin bergeser ke arah individualisme, makin deras konsumenisme dalam masyrakat serta godaan materi yang serba ada, penetrasi kebudayaan makin melalui berbagai ragam media (majalah, film, video) lama dirasakan pengaruhnya terhadap prilaku dan tingkah laku anak muda.
Berdasarkan uraian di atas, timbul berbagai permasalahan yang dapat penulis kemukakan lewat berbagai sudut pandang yang berkaitan dengan gejolak usia muda, maka sebagai salah satu andil untuk mengurangi pergeseran, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul "", karena masalah tersebut sangat menarik untuk diteliti dalam rangka pengembangan metodologi pendidikan, serta mempertahankan nilai budaya yang berkelanjutan.
Kode File : Q023
File proposal skripsi ini meliputi :
a. Halaman depan
b. Bab I – III (pendahuluan – metpen)
c. Daftar Pustaka
Donasi : Rp. 30.000,-
saya pesan ini bos, Peranan Kegiatan Ekstra Keagamaan dalam Upaya Menanggulangi Kenakalan Siswa di SMUN XX,
BalasHapusbagaimana caranya?