Studi Kasus EVA dan 5 Rasio Keuangan, Pada 60 Perusahaan Yang Go Publik
Harga saham yang diperjual belikan di bursa sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh perusahaan. Prestasi perusahaan dapat dinilai dari besarnya kinerja keuangan selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan bisa diamati dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Dalam kegiatan dipasar modal, untuk menentukan saham perusahaan apa yang akan dipilih, pemodal biasanya dibantu oleh pialang sekuritas ( PS ). PS akan merekomendasikan saham yang layak untuk dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang umum digunakan adalah aktif diperdagangkan dan fundamentalnya bagus. Selain mereka, analis sekuritas juga mengamati kinerja fundamental keuangan dalam melakukan evaluasi dan proyeksi harga saham perusahaan. Dalam kolom " polling saham " unggulan sepekan di harian Media Indonesia dengan nara sumber perusahaan sekuritas, pialang dan pemodal, salah satu variabel yang turut mempengaruhi hasil polling adalah isu kinerja individu dari setiap emiten yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Ramainya kegiatan pertukaran portofolio dilantai bursa menurut para analis invetasi dan sekuritas sedikit banyak juga diilhami oleh isu kinerja fundamental keuangan emiten.
Ukuran yang lazim dipakai untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam pendekatan fundamental adalah rasio keuangan. Melalui rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa bandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu – kewaktu untuk mengamati kecenderungan ( trend ) yang sedang terjadi. Kedua, kita bisa bandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak pada industri yang relatif sama pada periode tertentu. Dengan cara kedua ini kita bisa menilai keunggulan dan kelemahan pengelolaan keuangan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tertentu atau antara perusahaan dengan rata – rata perusahaan dalam industri yang sama.
Didorong oleh ketidakpuasan atas kelemahan dari metode penilaian yang biasa digunakan ( konvensional ) oleh perusahaan dan investor ( rasio keuangan ) dan juga kelemahan – kelemahan lain yang disebabkan oleh mitos pasar serta ukuran – ukuran akuntansi yang seringkali menyesatkan maka Stewart dan Stern, analis keuangan dari Stern Stewart & Co. of New York City mencetuskan konsep yang disebut dengan Economic Value Added (EVA). Konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja keuangan perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi para penyandang dana. Di Amerika Serikat konsep EVA ini sangat dikenal secara luas, semakin meluasnya penggunaan EVA ini sangat terkait dengan semakin meningkatnya kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang saham dan bukannya untuk mencapai tujuan lain. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA para manajer berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
Kode file : F073
File skripsi ini meliputi
- Halaman depan
- Bab I – V (pendahuluan – penutup) lengkap
- Daftar pustaka
- Lampiran2
Bentuk file : Ms.WORD
Biaya : Rp. 25.000,- (boleh kirim pulsa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)