Sabtu, 08 Januari 2011

Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus oleh perawat pelaksana


Tindakan pemasangan infus merupakan order dokter sehingga sebelum pemasangan infus perawat harus memperoleh pendelegasian dari dokter. Pemasangan infus merupakan salah satu intervensi keperawatan kolaborasi dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam makan dan minum. Intervensi keperawatan yang diberikan di rumah sakit ditetapkan dalam bentuk standar operasional prosedur atau SOP, sehingga tindakan pemasangan infus juga ditetapkan dalam SOP.
Penelitian klinis menyebutkan bahwa infeksi nosokomial terutama disebabkan infeksi jarum infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi (Utama, 2006). Infeksi nosokomial mempunyai angka kejadian 2-12 % (rata-rata 5 %) di semua penderita yang dirawat di Rumah Sakit. Angka kematian dari 1,5 juta pasien yang mengalami infeksi nosokomial di Rumah Sakit di Amerika Serikat per tahun yaitu 15.000 orang (Hermawan, 2007). Insiden infeksi nosokomial yang sudah terdata tiap bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon karena jarum infus pada tahun 2004 sebesar 14,1% (Zulbahagiani, 2007). 
Pada ruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus (Utama, 2006). Di Ruang Penyakit Dalam RSU XX tercatat jumlah tindakan pemasangan infus pada bulan Februari dan Maret 2008 rata-rata 303 tindakan.. Penelitian yang dilakukan oleh Alpiantri mengenai pemasangan infus di ruang rawat inap RSU XX, didapatkan data mengenai kejadian komplikasi dari pemasangan infus yang dilakukan oleh perawat pelaksana yaitu infiltrasi 8,09 %, flebitis 5,71 %, overload 2,38 % dan reaksi demam 3,33 %.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi pemasangan infus adalah faktor petugas, yaitu petugas kesehatan yang tidak bekerja sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik, tidak ditaati prosedur kerja yang berlaku pada unit perawatan dan penggunaan alat-alat kesehatan yang tidak memenuhi standar sterilitas (Sugihartono, 2008). Faktor yang diamati meliputi : tingkat pendidikan, kepemimpinan, desain pekerjaan, supervisi dan motivasi kerja. Variabel dependen yang diamati adalah pelaksanaan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Infus.
Standar adalah level kinerja (performance) yang diinginkan dan dapat dicapai dimana kinerja aktual dapat dibandingkan. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan acuan dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan adalah dengan menggunakan standar praktek keperawatan. Standar praktek ini menjadi pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktek keperawatan adalah pernyataan tentang apa yang dibutuhkan oleh Registered Ners untuk dijalankan sebagai profesional keperawatan. Secara umum, standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatan dan memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari para anggotanya (Suza, 2003).


Kode File : K236
File Proposal Skripsi ini meliputi :
  • Bab 1 - 3 lengkap (pendahuluan s/d metpen)
  • Daftar Pustaka
  • Hasil Uji reliabilitas / validitas
  • Kuesioner / instrumen
Bentuk file : Ms.Word
Donasi : Rp. 50.000,-

4 komentar:

  1. saya minta proposalnya yg ini pak..brapa kira2??

    BalasHapus
  2. bisa sya mnta copy an yg ini?? gmna prosedurnya ., trimkasiih

    BalasHapus
  3. saya juga mau, gimana prosedurnya??

    BalasHapus
  4. saya mau juga pak,. tolong pak buat caranya supaya dapat file nya,..

    BalasHapus

Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)