Sabtu, 22 Januari 2011

Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan Ibu primigravida trimester III


Respon emosional (kecemasan) yang berlebihan pada ibu hamil terutama pada trimester tiga merupakan suatu masalah serius yang perlu segera diintervensi. Karena hal ini dapat menyebabkan timbulnya penyulit dalam persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia menunjuk angka 307/100.000 kh (Indonesia Human Development Report, 2001). Dua peneliti dari Amerika Serikat (Lopez-Zeno et al. 1992: Frigiletto et al. 1995) melakukan penelitian tentang peningkatan ansietas dengan keberhasilan persalinan pervaginam. Didapatkan bahwa 54% kelompok sampel dari 102 orang ibu hamil dengan respon emosional (ansietas) yang rendah, berhasil melakukan persalinan pervaginam. Di Inggris telah dilakukan penelitian pada Ibu hamil tentang psikologis dan usia, dinyatakan bahwa 50-60% wanita hamil di usia muda memiliki respon emosional yang tinggi dalam menghadapi persalinan (Hendarson dan Jones: 2006).
Ibu hamil pertama tidak jarang memiliki pikiran yang mengganggu, sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita yang diperolehnya. Oleh karena itu, muncul ketakutan-ketakutan pada ibu hamil pertama yang belum memiliki pengalaman bersalin, adanya pikiran-pikiran seperti melahirkan yang akan selalu diikuti dengan nyeri kemudian akan menyebabkan suatu respon melawan atau menghindar (respon fight or flight). Fight or flight yaitu suatu proses fisiologis yang meningkatkan kemampuan menyelamatkan diri dari bahaya atau ketakutan. Respon ini mengakibatkan disregulasi biokimia tubuh yaitu sistem endokrin yang  terdiri dari kelenjar-kelenjar, seperti adrenal, tiroid, dan pituitari (pusat pengendalian kelenjar), melepaskan pengeluaran hormon masing-masing ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan pada situasi darurat. Akibatnya, system syaraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang mempengaruhi sistem pada hormon epinefrin. Hormon yang juga dikenal sebagai hormon adrenalin ini memberi tenaga pada individu serta mempersiapkan secara fisik dan psikis. Adanya peningkatan hormon katekolamin seperti epinefrin dan norepinefrin menimbulkan ketegangan fisik pada diri ibu hamil. Di samping itu selama kala I persalinan, katekolamin sirkulasi kadar tinggi yang berlebih menyebabkan beralihnya aliran darah dari rahim dan plasenta dan organ-organ lain yang tidak penting dalam reaksi fight or flight, seperti jantung, paru-paru, otak dan otot rangka. Penurunan aliran darah ke rahim dan plasenta memperlambat kontraksi rahim dan mengurangi pasokan oksigen janin. Hal ini berpotensi untuk memperlambat kemajuan persalinan dan inkoordinasi kontraksi otot rahim. Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada perilaku sehari-hari. Ibu hamil menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup. Secara individu cemas dapat mengganggu, Cohen et al. (1989) menyatakan bahwa seorang perempuan yang panik dapat mengalami abrupsio plasenta (Salmah, 2006 : 83).


Kode File : K239

File skripsi ini meliputi :
  • Daftar isi
  • Bab 1-5 lengkap (Pendahuluan s/d penutup)
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran kuesioner, dll


Bentuk file : Ms.Word (Doc/Docx)
Donasi : Rp. 100.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)