Meneteki merupakan proses alamiah dan bagian terpadu dari proses reproduksi. Setiap wanita yang hamil sampai cukup bulan akan dapat mengeluarkan air susu. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan paling ideal bagi bayi. Oleh karena itu, pada tahun 2000 pernerintah Indonesia menetapkan target sekurangnya 80% ibu meneteki bayinya secara eksklusif, yaitu ASI tanpa makanan ataupun minuman lainnya sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Semula pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu meneteki bayinya hingga usia 4 bulan, kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan baru melalui Menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Di Indonesia terutama di kota-kota besar, terlihat adanya penurunan dalam pemberian ASI yang dikhawatirkan meluas ke pedesaan. Program peningkatan penggunaan ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan program prioritas karena dampak penggunaan ASI eksklusif terhadap status gizi dan kesehatan bayi dan balita. Saat ini praktek meneteki di Indonesia cukup memprihatinkan, menurut SDKI tahun 1997 dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah meneteki bayinya, namun yang meneteki dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI eksklusif 6 bulan menurun dari 42,4% tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002. Sementara itu penggunaan susu formula justru meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun dari 10,8% tahun 1997 menjadi 32,5% pada tahun 2002.
Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga 13% sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 kelahiran hidup maka jumlah bayi yang akan terselematkan sebanyak 30 ribu. Namun yang patut disayangkan tingkat pemberian ASI secara eksklusif di tanah air hingga saat ini masih sangat rendah yakni antara 39% - 40% dari jumlah ibu yang melahirkan. Promosi pemberian ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dari petugas kesehatan, masa cuti yang terlalu singkat bagi ibu yang bekerja, persepsi sosial budaya dan keagresifan produsen susu formula mempromosikan produknya kepada masyarakat dan petugas kesehatan. Beberapa karakteristik penting yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah usia, pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya masyarakat itu sendiri terhadap kesehatan yang meliputi aspek sikap maupun tindakan sehari-hari.
Kode Skripsi : K195
File skripsi ini meliputi :
- Bagian depan
- Bab 1-5 (Pendahuluan s/d Penutup)
- Daftar Pustaka
- Lampiran-2 (Kuesioner, dll)
Bentuk file : Ms.word
Donasi : Rp. 100.000,-
tolong kirim ttg penelitian maternitas dgn judul karateristik ibu menyusui yang tidak memberian asi eksklusif
BalasHapus