Jumat, 14 Mei 2010

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keengganan suami dalam pemakaian kontrasepsi Metode Operative Pria (MOP)

Pengembangan program Keluarga Berencana yang secara resmi dimulai sejak tahun 1970 telah memberikan dampak terhadap penurunan tingkat fertilitas total yang cukup menggembirakan, namun partisipasi pria dalam ber KB masih sangat rendah yaitu sekitar 0,4%. Sedangkan di negara berkembang lainnya seperti Bangladesh 8%, Nepal 24%, Malaysia 16,8%. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan suami akan hak-hak dan kesehatan reproduksi serta kesehatan dan keadilan.

Peran suami dalam keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi masih rendah, hanya berkisar 1,1%, jauh dari target tahun 2001 sebesar 2,41%. Karena itu, perlu upaya sangat keras dari pelaksana program untuk mencapai target partisipasi pria menjadi 8% di akhir tahun 2004, dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Hal itu mengemuka dalam acara evaluasi pelaksanaan, peningkatan partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana  dan kesehatan reproduksi pekan ini

Peran suami dalam KB antara lain sebagai peserta Keluarga Berencana dan mendukung pasangan menggunakan alat kontrasepsi. Sedang dalam kesehatan reproduksi, antara lain membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, merencanakan persalinan aman oleh tenaga medis, menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, menjadi ayah yang bertanggung jawab, mencegah penularan penyakit menular seksual, menghindari kekerasan terhadap perempuan, serta tidak bias gender dalam menafsirkan kaidah agama. Pengembangan metode kontrasepsi Metode Operative Pria  masih jauh tertinggal karena adanya hambatan-hambatan yang ditemukan antara lain kesulitan dalam memperoleh informasi tentang alat kontrasepsi, hambatan medis yang berupa ketersediaan alat maupun ketersediaan tenaga kesehatan, selain itu juga adanya rumor yang beredar di masyarakat mengenai alat kontrasepsi sehingga hal ini menjadi faktor penghambat dalam pengembangan metode kontrasepsi.

Rendahnya partisipasi suami dalam ber-Keluarga Berencana dapat memberikan dampak negatif bagi kaum wanita karena dalam kesehatan reproduksi tidak hanya kaum wanita saja yang selalu berperan aktif. Salah satu penyebab dari rendahnya pemakai kontrasepsi mantap/vasektomi ini adalah karena tingkat pengetahuan, pendidikan, jumlah anak masih hidup, sikap suami terhadap KB, pernah pakai KB, aktivitas kerja/pekerjaan, aktivitas ekonomi dan indeks kesejahteraan hidup (Pro-health, 2008))

Hasil proyeksi penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 226 juta dan merupakan negara keempat dengan penduduk terbanyak di dunia. Menurut data BKKBN tahun 2003 melaporkan partisipasi pria dalam BKKBN secara nasional hanya 1,3% terdiri dari akseptor yang memakai kondom 0,7%, akseptor yang memakai vasektomi 0,6%. Peran pria dalam ber Keluarga Berencana masih sangat rendah di Indonesia hanya 1,8%, jauh dari target tahun 2001 sebesar 2,41%, karena itu perlu upaya sangat keras dari pelaksanaan program untuk mencapai partisipasi pria menjadi 8% dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015.

Kode Skripsi : K192

File skripsi ini meliputi :

  1. Bagian depan

  2. Bab 1-5 (Pendahuluan s/d Penutup)

  3. Daftar Pustaka

  4. Lampiran-2 (Kuesioner, dll)


Bentuk file : Ms.word

Donasi : Rp. 100.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)