Jumat, 14 Mei 2010

Hubungan antara pengetahuan remaja tentang perubahan fisik pubertas dengan penyimpangan perilaku seksual di SMP X

Perubahan yang terjadi pada masa remaja diantaranya adalah timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi perubahan­-perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan biofisiko-psikososial. Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut.

Selain yang terlihat dari penampilan luar, perubahan juga terjadi di dalam tubuh dan tidak tampak dari luar. Otak akan mengeluarkan zat-zat kimia yang disebut hormon. Hormon ini akan mempengaruhi perubahan fisik dan emosi seseorang pada masa pubertas. Rahim, saluran telur, indung telur, rongga panggul dan vagina pada remaja perempuan, tumbuh dan bersiap untuk melakukan fungsi dan proses reproduksi yang ditandai dengan adanya siklus Menstruasi. Pada remaja laki-laki, prostat dan seminal, uretra (saluran kencing), testis (buah zakar), dan penis juga tumbuh membesar dan mulai mengeluarkan cairan yang gunanya sebagai tempat berkembangnya sperma serta diproduksinya sperma yang ditandai dengan mimpi basah. Ketika remaja perempuan sudah mengalami menstruasi dan menghasilkan sel telur, dan remaja laki-laki sudah mengalami mimpi basah dan menghasilkan sperma, maka remaja sudah dapat bereproduksi dan menghasilkan anak. Perempuan bisa hamil dan laki-laki bisa menghamili.

Perubahan-perubahan biopsikososial pada masa pubertas tersebut perlu diketahui oleh remaja. Pemahaman tentang perkembangan seksual pada remaja merupakan salah satu pemahaman yang penting sebab masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya. Sebagian kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kebingungan ini akan menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat di kalangan remaja.

Namun harus diakui bahwa sampai saat ini di kalangan masyarakat tertentu, berbicara soal seks masih dianggap masalah yang tabu. Oleh karenanya, jarang sekali dijumpai pembicaraan perihal seks tersebut secara terbuka. Namun di sisi lain (fakta yang tak terbantahkan), masalah seks juga berjalan terus. Penelitian Pangkahila di Bali (1981) terhadap remaja awal mendapatkan data 56% remaja pernah melakukan ciuman bibir, 31% pernah dirangsang alat kelaminnya, dan 25% pernah melakukan hubungan seksual. Berbagai bentuk perilaku seksual remaja yang lain dari beberapa hasil penelitian diantaranya melakukan cium bibir, cium pipi, memegang alat vital lawan jenis, menyenggol, meraba, memegang dan membelai bagian tubuh yang peka milik lawan jenisnya (Notoatmodjo, 2007:269).

Kode Skripsi : K177
Skripsi sini meliputi :


  1. Bagian depan (daftar isi, dll)

  2. Bab 1-5 (Pebdahuluan s/d Penutup)

  3. Daftar Pustaka

  4. Lampiran2 (kuesioner, analisis data, dll)



Bentuk file : ms.word (.doc)
Donasi : Rp. 100.000,-

1 komentar:

  1. kalau saya punya judul sendiri apa bisa buatkan skripsinya???

    BalasHapus

Silakan order/tinggalkan pesan dan email, kami akan kirimkan email file pesanan anda (SMS ke 086755605984)