Minggu, 23 Agustus 2009

Harapan Calon Jama’a H Haji Dan Jama’ah Haji Mengenai Model Pelatihan Bimbingan Ibadah Haji Yang Terkait Dengan Peserta, Materi, Metode, Pelatih, Dan Lama Latihan

Manasik pada dasarnya adalah memberikan pelajaran atau informasi kepada calon jama’ah haji mengenai tata cara melaksanakan ibadah haji di tanah Suci. Perlunya manasik haji ini karena calon jama’ah haji Indonesia sangat heterogen, baik pekerjaannya, usianya, asal daerahnya, pengetahuan tentang hajinya dan pendidikannya. Dari tingkat pendidikannya lebih dari 57% tingkat pendidikan sekolah dasar, sebagian besar bukan lulusan pendidikan sekolah agama Islam. Dengan demikian maka bahan pelajaran yang disampaikan sudah barang tentu mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda. Apalagi bahan mata pelajarannya banyak yang ditulis dalam huruf Arab serta berbahasa Arab yang tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Manasik haji setiap tahun hanya disampaikan selama 3 kali tatap muka oleh Departemen Agama menjelang keberangkatan dan dalam bentuk ceramah umum. Sudah barang tentu cara yang demikian tidak efektif karena materi hanya disampaikan satu arah tanpa ada dialog. Sehingga materi yang disampaikan kurang dapat mencapai tujuannya, yang berakibat kesempurnaan haji tidak tercapai. Dengan demikian, ini sangat perlu adanya pengembangan dalam metode manasik yang sudah sekian lama diterapkan pada calon jama’ah haji.

Pengembangan metode diharapkan dapat meningkatkan mutu calon jama’ah haji baik dari sisi pemahaman akan tata cara berhaji maupun perilaku. Tetapi pada kenyataannya masih banyak jama’ah haji Indonesia yang masih belum epenuhnya memahami tata cara peribadatan haji. Hal ini tampak pada tragedi Mina tahun 2004, jumlah jama’ah haji Indonesia yang meninggal (200 orang) lebih banyak dibandingkan jama’ah haji dari negara lain. Hal ini disebabkan tidak patuhnya jama’ah haji Indonesia akan peraturan yang ditetapkan pemerintah Saudi Arabia. Kondisi ini berbeda dengan pengaturan jama’ah haji di Malaysia. Pelaksanaan bimbingan ibadah haji (manasik haji) dilakukan kurang lebih 2 tahun sebelum calon haji berangkat. Secara teknis pelaksanaan bimbingan ibadah haji sudah dilaksanakan saat mereka mendaftarkan diri pada pihak bank yang ditunjuk pemerintah, sehingga kemungkinan untuk melakukan pembinaan pada peserta calon haji dapat dilakukan jauh – jauh hari. Tujuan pemerintah Malaysia untuk memberikan pemahaman tentang tata cara haji secara lebih menyeluruh dan pembinaan mentah pasca kepulangan dari menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

Sedangkan dari sisi perilaku masih banyak terjadi walaupun mereka sudah pulang menunaikan ibadah haji (apalagi yang menjadi tokoh baik tokoh politik maupun LSM), ucapannya sering menimbulkan kegelisahan. Mereka masih dengan bangga merusak lingkungan dan lain sebagainya.

 

 

Kode File : B009

File Skripsi ini meliputi :

-         Bab 1-7 lengkap

-         Daftar pustaka

-         Kuesioner, dll

 

Bentuk file : PDF

Donasi  : Rp.  40.000,-

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Mikrobiologi Dengan Sikap Terhadap Kesehatan

Pendidikan merupakan unsur esensial dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam pemikiran modern merupakan proses pewarisan budaya masyarakat yang disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya dan warisan itu dikembangkan melalui penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan formal mempunyai sumbangan yang sangat berharga bagi perubahan dalam masyarakat, dapat memajukan masyarakat dan pembangunan.

Kaitan proses pendidikan dengan pembangunan, khususnya pembangunan manusia dijelaskan oleh Theodore schultz ini berasumsi bahwa pendidikan formal merupakan investasi penting bagi masa depan, misalnya berupa pekerjaan dan posisi sosial serta peluang untuk melakukan mobilitas sosial dan sangat dibutuhkan untuk mnghasilkan kemampuan manusia, sikap dan prilaku produktif. Relevan dengan teori tersebut Alex Inkeles yang memfokuskan pada sikap, nilai dan kepercayaan, mengatakan bahwa pembangunan sosial dan ekonomi tidak akan berhasil kecuali masyarakat memiliki sikap modern, nilai dan kepercayaan kerja, kualitas hidup, dan kemampuan modern yang mengendalikan lingkungannya yang disebut dengan modernitas. Adanya teori modernitas inkeles cukup mendukung bahwa pendidikan merupakan agen penting bagi transformasi masyarakat tradisional ke masyarakat modern

Dalam pokok bahasan virus, bakteri, jamur, alga dan protozoa siswa diperkenalkan tentang berbagai bentuk, sifat, klasifikasi, dan peranannya dalam kehidupan manusia. Aspek kognitif ini mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan, karena mikroorganisme yang merupakan penyebab timbulnya penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Untuk itu materi mikrobiologi khususnya dan mata pelajaran biologi pada umumnya diberikan kepada anak didik tidak hanya sebagai informasi, diharapkan dengan tingkat kognitif yang dimiliki peserta didik harus mampu mempunyai sikap positif terhadap materi pelajarannya sehingga mereka mampu mengembangkan dan membina sikap positif terhadap kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara pengetahuan tentang mikrobiologi dengan sikap terhadap kesehatan. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian korelasional yang terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas pengetahuan tentang mikrobiologi (X) dan satu variabel terikat sikap terhadap kesehatan (Y). Penelitian ini dilaksanakan di MAN XX pada tahun 2006 dengan menggunakan metode Survei. Jumlah sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X MAN XX sebanyak 60 orang. Teknik Analisis Data menggunakan teknik statistik korelasi dan Regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 dan 0,01 hasil hipotesis yang didapat berupa garis regresi Ŷ = 100 + 0,6 X. Harga koefisien korelasi sebesar 0,5 dan koefisien determinasi sebesar 25% dan taraf signifikansi sebesar 4,4. penelitian ini menghasilkan kesimpulan, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan tentang mikrobiologi dengan sikap terhadap kesehatan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kontribusi pengetahuan tentang mikrobiologi pada sikap terhadap kesehatan adalah sebesar 25%.

 



Kode File : E008

Skripsi ini meliputi :

-         Halaman Depan

-         Bab 1-5 lengkap

-         Daftar Pustaka

Bentuk file : PDF

Donasi  : Rp. 30.000,-

Selasa, 18 Agustus 2009

Tingkat Pengetahuan Guru PAUD tentang Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia 3-4 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas XX

Perkembangan anak yang berkaitan dengan segi kecerdasan perlu selaras dengan pertumbuhan jasmani. Proses ini didukung oleh proses pengasuhan anak yang baik, termasuk pemberian stimulasi perkembangan. Oleh karena itu perkembangan anak perlu dipantau agar keterlambatannya dapat segera diketahui dan dicarikan upaya untuk mengatasinya. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi dapat mengotimalkan perkembangan anak.


Kegiatan stimulasi tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh) masyarakat (kader, tokoh masyarakat) tenaga profesional (kesehatan, Pendidikan, Sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatkan status kesehatan dan gizi anak, tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak-anak berkembang secara optimal. Harapannya pada tahun 2010 diharapkan 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh kegiatan stimulasi deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.



Berdasarkan pengamatan selama ini sebagian besar yang menjadi guru Paud adalah kader dari Posyandu. Di Kota XX jumlah PAUD ada 83 Paud dan Guru PAUD ada 256 orang dengan latar Belakang pendidikan yang berbeda-beda. Sedangkan di Kecamatan XY ada 34 PAUD dan ada guru PAUD 125 orang. Dengan latar belakang Pendidikan Sarjana ada 31orang, Diploma III ada 6 orang, Diploma II ada 25 orang, Diploma I ada 6 orang, SLTA Sederajat ada 55 orang, SMP Sederajat ada 2 orang. Pendidikan dari guru PAUD ini yang sebagian besar bukan dari pendidikan guru, padahal pengetahuan dari guru PAUD sangat diperlukan untuk stimulasi perkembangan pada anak didiknya.

Adanya pembatasan gerak oleh guru PAUD karena kekawatiran anak didiknya akan terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Tanpa disadari hal tersebut akan merugikan anak didiknya.

Kode File : L501

File skripsi ini meliputi :

  • Bab 1-5 lengkap

  • Daftar Pustaka


Donasi : Rp. 50.000,- (Microsoft word)