Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keperawatan, serta tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya bidang keperawatan yang berkualitas juga semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan tenaga yang berkualitas dan profesional dibidang keperawatan, sehinggga mampu memberikan kontribusi yang bermakna sesuai dengan peran dan fungsinya. Atas dasar kondisi tersebut, maka pengembangan keperawatan dengan titik awal dari pendidikan keperawatan merupakan langkah yang cukup strategis. Tetapi kenyataan dilapangan tenaga keperawatan dengan kualifikasi S1/Sarjana Keperawatan sampai dengan tahun 2002 pada RSU Pemerintah Provinsi (RSUD Ulin Banjarmasin) sebanyak 2 orang, sedangkan untuk 9 RSUD Pemerintah Kabupaten serta 189 Puskesmas sampai saat ini masih belum ada, sedangkan pada institusi pendidikan baru terdapat 3 orang tenaga Sarjana Keperawatan dengan status sebagai guru/dosen.
Terbatasnya jumlah tenaga profesional keperawatan yang berpendidikan setingkat Sarjana menurut peneliti disebabkan oleh kurangnya motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Yang dimaksud dengan motivasi disini adalah semua proses yang menjadi penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan sesorang berbuat sesuatu. Motivasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi menurut peneliti kemungkinan berhubungan dengan faktor usia, jenis kelamin, status perkawinan dan dukungan atasan. Banyak lulusan D3 keperawatan yang mengalami phobia untuk melanjutkan pendidikan di FIK atau PSIK karena merasa untuk lulus seleksi saja sangat sulit. Terlebih lagi perkuliahan yang harus dijalani sangat padat, berat dan cukup melelahkan. Issue inilah yang kemungkinan membuat mereka merasa kalah sebelum bertanding.
Kode File : K028
File skripsi ini meliputi :
- Halaman depan (abstrak, kata pengantar, daftar isi, dll)
- Bab I – V (pendahuluan – penutup) lengkap
- Daftar Pustaka
- Instrumen, dll
Donasi : Rp. 30.000,-